Friday, February 13, 2015

Mengenal Lebih Dekat SNB (Swiss National Bank)

SNB - Swiss National Bank
Swiss National Bank (SNB) adalah bank sentral negara Swiss, salah satu bank sentral negara mata uang utama yang perlu diketahui trader forex. SNB yang didirikan pada tahun 1907 adalah bank sentral yang independen dan berwenang dalam menetapkan kebijakan moneter, menerbitkan mata uang Swiss Franc (CHF) dan menjaga perekonomian Swiss agar bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu SNB juga melakukan pembayaran atas nama pemerintah Swiss, menyimpan dan mengelola cadangan devisa pemerintah.

Nama resmi SNB ada dalam 4 bahasa sesuai dengan bahasa resmi yang berlaku di Swiss yaitu Schweizerische Nationalbank (Jerman), Banque Nationale Suisse (Perancis), Banca Nazionale Svizzera (Italia) dan Banca Naziunala Svizra (Romawi). SNB memiliki dua kantor pusat, di Bern dan di Zurich

Tugas utama SNB seperti ditetapkan oleh undang-undang perbankan nasional Swiss adalah menjaga tingkat kestabilan harga. Dalam hal ini mata uang harus dipertahankan pada nilai tukarnya yang wajar sehingga memiliki daya beli yang optimal. Bank sentral harus mampu mengatasi keadaan inflasi atau deflasi yang terjadi dengan mengatur tingkat suku bunga.

Strategi kebijakan moneter SNB menetapkan target tingkat inflasi atau deflasi yang diukur dengan perubahan data Consumer  Price Index (CPI), yaitu tidak lebih dari 2% per tahun. Bank sentral memberikan perkiraan target inflasi setiap kwartal dan menetapkan suku bunga berdasarkan London Interbank Offered Rate (Libor) untuk jangka waktu 3 bulan pada mata uang Swiss Franc yang juga diumumkan setiap kwartal.

Kebijakan pematokan nilai tukar Swiss Franc terhadap Euro
Guna mempertahankan nilai tukar Swiss Franc yang wajar, maka pada 6 September 2011 SNB menetapkan kebijakan mematok nilai tukar mata uang Swiss Franc terhadap Euro sehingga 1 EUR = 1.2000 CHF. Hal ini dilakukan menyusul terus menguatnya CHF versus EUR. Karena dalam perkembangan selanjutnya EUR mengalami depresiasi yang signifikan terhadap USD, maka pada tanggal 15 Januari 2015 SNB mencabut patokan tersebut untuk menghindari pelemahan CHF terhadap USD lebih lanjut.

Komposisi cadangan devisa
SNB menyimpan dan mengelola cadangan devisa pemerintah Swiss yang terdiri atas mata uang asing terutama Euro dan US Dollar, emas, bond dan surat berharga lainnya. Pembelian mata uang asing dalam jumlah yang signifikan telah dilakukan guna menjaga nilai tukar CHF sehingga jumlah mata uang asing naik tajam dan mencapai 90% dari total cadangan devisa, sementara emas 7% dan sisanya bond dan surat berharga.

Sekitar 55% saham SNB dimiliki oleh institusi keuangan publik termasuk bank-bank lokal di Swiss dan sisanya diperdagangkan di bursa saham Swiss dan sebagian besar dimiliki oleh investor perorangan.
Badan eksekutif SNB adalah dewan gubernur yang bertanggung jawab terhadap kebijakan moneter, strategi management asset dan kestabilan sistem keuangan. Ketua dewan gubernur saat ini adalah Thomas J. Jordan yang berlokasi di Zurich dan wakil ketua Jean-Pierre Danthine yang berlokasi di Bern.

Sumber : www.snb.ch : The SNB

Friday, January 16, 2015

Black Thursday & CHF yang Menguat Ekstreem

Bank Sentral Swiss (SNB) secara mengejutkan melepas kebijakan kunci yang mematok Swiss Franc pada 1.2 per Euro. Kebijakan yang selama ini berkontribusi dalam menopang nilai Euro karena adanya jaminan bahwa SNB pasti akan mengintervensi dengan melakukan pembelian Euro setiap kali Swissy menguat. Dengan dihentikannya patokan tersebut, berarti pasar kehilangan satu asumsi fundamental dasar. Hal ini berimbas pada berbagai instrumen. Peristiwa ini disebut sebagai Black Thursday atau Boom SNB

Swiss, walaupun berada di benua Eropa dan diapit oleh negara-negara Euro, namun ia sendiri bukan merupakan anggota Uni Eropa maupun Euro. Hal ini membuat sistem finansial di negara mungil ini unik, apalagi Swiss juga dikenal sebagai salah satu pusat keuangan dunia berkat perbankan yang stabil, handal dan teguh menjaga prinsip kerahasiaan. Dalam kondisi dimana Wilayah Euro memburuk seperti sekarang, Swiss jelas akan dipandang bak oase di padang pasir.

Normalnya, naiknya permintaan terhadap suatu mata uang seperti yang dialami Swiss akan meningkatkan nilainya hingga berkali lipat. Faktanya, di pertengahan tahun 2011 saat Zona Euro dilanda krisis, CHF meroket ke nyaris sama dengan Euro walau sebelumnya nilai tukarnya kurang dari 0.7  CHF per Euro. Volatilitas tinggi semacam itu jelas buruk bagi suatu negara, apalagi negara berlandaskan ekspor seperti Swiss. Swiss merupakan pengekspor produk berkualitas tinggi, yang dengan sendirinya harganya akan semakin melangit jika nilai tukarnya menguat. Oleh karena itu, pada tahun 2011, SNB mengumumkan bahwa mereka menetapkan patokan minimum pada nilai tukar Euro dan Franc; Euro tidak akan diijinkan melemah dibawah 1.2 CHF. SNB mempertahankan patokan itu dengan mencetak CHF secara reguler untuk membeli Euro di pasar.

Lalu, kenapa sekarang SNB melepas patokan itu? Perlu diingat bahwa level ideal indikator ekonomi itu dinamis, dan standar baik-buruknya relatif tergantung situasi.

Yang terjadi adalah, kondisi berubah setelah tiga tahun berlalu. Menurut pengumuman SNB kemarin sebagaimana dikutip oleh Bloomberg Businessweek, "Saat ini, kesenjangan antara kebijakan moneter di wilayah-wilayah mata uang mayor telah meningkat secara signifikan -sebuah tren yang kemungkinan akan semakin mencolok. Euro telah terdepresiasi terhadap Dolar AS, dan hal ini mengakibatkan Swiss Franc untuk melemah terhadap Dolar AS juga. Dalam situasi ini, SNB menyimpulkan bahwa mengimplementasikan dan mempertahankan nilai tukar minimum Swiss Franc terhadap Euro tidak lagi bisa dijustifikasi."

Manurut analis Societe Generale, Kit Juckes, bisa jadi SNB menyimpulkan bahwa terus menerus membeli Euro untuk mempertahankan patokan itu sudah tidak lagi memungkinkan, dan timbunan Euro dalam koleksi cadangan devisanya sudah sedemikian besar sehingga malah menjadi beban. Apalagi, ECB nampaknya sebentar lagi akan meluncurkan program Quantitative Easing, yang pastinya akan semakin mendepresiasi Euro dan meningkatkan beban SNB apabila mereka akan mempertahankan patokan minimum 1.2 CHF per Euro tadi.

Yang terjadi sekarang adalah, pasar kehilangan satu asumsi fundamental dasar dan masih dalam kebingungan dalam usahanya untuk mencari satu level keseimbangan. Apa yang akan terjadi setelah ini? Berikut beberapa perkiraan yang beredar di pasar:


1. Fokus Beralih ke USD/CHF

Menurut Kit Juckes, SNB bukannya menyerah, tetapi merubah taktik. Setelah kepanikan pasar mereda, mereka mungkin akan mulai intervensi lagi, tetapi bukan intervensi pada pair EUR/CHF, melainkan pada pair USD/CHF dengan tujuan mengendalikan index CHF. Ini masuk akal mengingat produk-produk mewah Swiss saat ini lebih banyak dinikmati oleh konsumen di Beijing atau Shanghai daripada oleh konsumen di Frankfurt atau Paris (Lebih banyak orang kaya baru di China daripada di Eropa). Setelah itu, SNB akan memantau apa efek dari arah kebijakan mereka yang baru, termasuk terkait dengan suku bunga minus yang baru saja mereka umumkan untuk kedua kalinya yang pastinya mempengaruhi minat investor yang ingin menyimpan dana dalam Swiss Franc. SNB, menurut Juckes, mungkin berharap bahwa EUR/CHF akan kembali bergerak ke arah 1.2 setelah shock mengantarkannya ke level rendah. Selain itu, mereka juga mungkin berharap USD/CHF bisa kembali merangkak naik diatas level 1.0 akhir tahun ini.

2. Pukulan Bagi Euro

Pair-pair Euro kemarin juga mengalami pukulan telak. Ini karena, aksi beli SNB dalam rangka mempertahankan level 1.2 telah lama menjadi salah satu penopang nilai tukar Euro. Setiap kali Euro melemah dan CHF menguat, pasar secara otomatis berpikir bahwa SNB akan "mem-bail out" Euro. Ketika mindset ini dihapus, semua kalkulasi fundamental jadi berantakan. Disamping itu, langkah SNB ini bisa dianggap sebagai preseden bagi peluncuran QE oleh ECB pekan depan.

Kathy Lien dari BK Asset Management menyebutkan bahwa Swiss mengambil risiko besar dengan melepas patokan mereka. Keputusan ini, menurutnya, mengiaskan bahwa SNB mengharapkan ECB untuk mengumumkan QE pekan depan, dan mereka merasa tak akan mampu mempertahankan patokan itu jika ECB melakukan QE. Ia bahkan menambahkan kalau ia takkan terkejut bila presiden SNB ternyata sudah berunding dengan presiden ECB sebelum mengeluarkan putusan mengejutkan itu.

Kepanikan berarti bahwa "jual Euro" menjadi tema utama di pasar saat ini. Prospek QE akan terus menekan Euro, namun Lien mengatakan bahwa pihaknya mengantisipasi bounce EUR/USD pada 48 jam sebelum pengumuman ECB pekan depan. Jika ECB ternyata mengecewakan (tidak mengumumkan QE) maka Euro akan reli ke minimal 1.17. Ini membuka peluang bagi trader untuk menjual Euro pada level yang lebih tinggi.

3. Safe Haven Alternatif

Dalam kondisi kacau balau seperti ini, secara natural investor mencari safe haven. Tetapi dengan sumber kekacauan berasal dari Swiss yang biasanya menjadi safe haven, dan perekonomian Jepang masih stagnan, maka investor mencari safe haven alternatif sebagai upaya hedging tambahan. Pilihan pertama jatuh pada Emas. Selain itu, investor juga kabarnya melirik mata uang komoditas Aussie dan Kiwi. Dolar Kanada tidak mengalami gain yang berarti karena harga minyak yang masih melorot, tetapi Dolar Australia dan Dolar New Zealand mencatat peningkatan minat safe haven ini karena suku bunga mereka terhitung tinggi diantara negara-negara mayor.

Kekacauan yang ditimbulkan putusan SNB pada banyak instrumen mengakibatkan platfor-platform trading mengalami crash. Laporan dari ForexMagnates menyebutkan bahwa banyak bank sempat gagal menampilkan harga (quote), dan likuiditas bukan cuma sedikit melainkan tidak ada sama sekali. Kondisi ini memaksa broker-broker menghentikan trading di pair-pair terkait, diantaranya Forex.com, Saxobank, FXCM, Alpari, Exness, XM, Liquid Markets dan lain-lain karena quotes dari bank-bank terhenti (frozen).

Selain itu, para pemain pasar kelas kakap, termasuk bank-bank dunia dan broker forex, spontan panik karena upaya hedging yang dilakukannya dengan memanfaatkan CHF malah berbalik jadi bumerang dan posisi-posisi trader seketika mengalami kerugian besar. IG mengatakan bahwa mereka kemungkinan mengalami kerugian hingga 30 juta Pounds (46 juta US Dolar). Excel Market yang diregulasi FMA New Zealand langsung mengumumkan bahwa mereka terpaksa gulung tikar gara-gara mengalami rugi total, walau dana klien tetap aman karena disimpan di rekening terpisah dan klien bisa segera mengajukan permohonan withdrawal.

Carut-marut ini diperkirakan akan berlangsung hingga beberapa waktu kedepan, setidaknya hingga rapat ECB dan pemilu Yunani pekan depan. Trader disarankan untuk merevisi trading plan dan analisanya apabila bertrading dengan pair-pair yang terkait.

sumber: seputarforex.com